Sopan Santun: Bahasa Tindakan, Bukan Topeng

Opini_Gksbasra.id, Direktur TAMAMI GROUP Situbondo, Arief Ma’ruf Riscahyono, menekankan bahwa sopan santun sering dijadikan ukuran kesopanan seseorang, terlihat dari kata-kata, gerak-gerik, atau bahasa tubuh. Namun, sejatinya sopan santun adalah bahasa tindakan, bukan pikiran.
Pikiran manusia berjalan bebas, jujur, dan murni tanpa perlu dibatasi oleh norma formal. Saat pikiran dikekang agar terlihat sopan, ia kehilangan kemurniannya dan berubah menjadi tiruan, sebuah kemunafikan yang tersembunyi di balik senyum dan kata-kata manis. Sopan santun yang dipaksakan bukan cerminan batin yang sadar, melainkan topeng yang menutupi realitas diri.
Dengan kata lain, sopan santun adalah bahasa tubuh dari kesadaran sosial. Kejujuran batin tidak butuh ucapan manis atau sikap formal; ia hadir sebagai kesadaran yang jernih. Menyadari hal ini membantu kita membedakan antara etika lahiriah dan ketulusan hati. (Azis Chemoth)