Jurnalis Mencari Uang, Salahkah?
Oleh: Azis Chemoth
Opini_Gksbasra.id, Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang menekuni dunia jurnalistik karena idealisme: semangat mengabarkan kebenaran, membela rakyat kecil, dan menjadi mata serta telinga masyarakat terhadap kekuasaan. Namun di balik layar, kenyataan hidup berkata lain: jurnalis juga manusia mereka butuh makan, membayar sewa, menyekolahkan anak, dan mencicil motor.
Lalu, salahkah jika jurnalis juga mencari uang?
Tentu tidak. Yang salah adalah ketika uang menjadi satu-satunya kompas moral dalam kerja jurnalistik. Ketika berita dimanipulasi demi amplop, fakta dikaburkan demi sponsor, dan suara rakyat dibungkam demi iklan di situlah krisis integritas dimulai.
Namun, menyamakan semua jurnalis dengan “tukang cari uang” adalah bentuk generalisasi yang tidak adil. Masih banyak jurnalis di pelosok negeri yang bertaruh nyawa demi mengungkap korupsi, eksploitasi lingkungan, atau ketimpangan sosial dengan honor tak seberapa, bahkan kadang tanpa bayaran.
Solusinya bukan menyalahkan jurnalis yang butuh penghasilan, tetapi membangun ekosistem media yang sehat. Upah layak, perlindungan hukum, dan pelatihan etika harus menjadi prioritas. Jurnalisme yang jujur hanya bisa tumbuh jika pelakunya dihargai secara manusiawi.
Jurnalis memang pencari fakta, tapi mereka juga pencari nafkah. Dan dua hal itu tidak perlu saling meniadakan, asalkan kompas nurani tetap dijaga. (Azis Chemoth)