BISNISTERKINITRENDINGUNGGULANUSAHAUTAMA

Pasca Kebijakan Baru Presiden, Berikut Strategi Besar Khalilur R Abdullah Sahlawiy

Surya Bumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara (SABHUMI BARAT BASRA). (Foto: Gksbasra.id)

Bisnis_Gksbasra.id, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Sang Surya Majapahit, menyusun langkah strategis melalui Balad Grup untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan Benih Bening Lobster (BBL) pasca kebijakan Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto yang menghentikan sementara ekspor.

Menurutnya, inilah momentum tepat untuk menata kembali sistem sekaligus menyiapkan ekspansi usaha lintas sektor.

“Dengan aturan baru yang lebih transparan, saya dan Balad Grup siap mengambil peran besar. Strategi kami jelas: menguasai pasar Vietnam, menyiapkan suplai dari Indonesia, dan memperkuat basis nelayan melalui kelompok usaha bersama,” ujar Khalilur, Kamis (4/9/2025).

Langkah konkret sudah dijadwalkan. Dalam 10 hari mendatang, Balad Grup akan mengirimkan 17 tim ke satu provinsi untuk membuka kantor cabang di tingkat provinsi dan kabupaten. Selain itu, mereka juga akan menyiapkan sembilan gudang penampungan BBL yang akan menjadi pusat pembelian hasil tangkapan nelayan.

Tidak berhenti di situ, Khalilur menargetkan berdirinya 200 Kelompok Usaha Bersama (KUB). Ribuan nelayan akan digandeng dalam pola kemitraan, dilengkapi dengan ratusan kapal dan alat tangkap yang disediakan secara bertahap.

“Strategi kami adalah memperkuat akar. Nelayan harus menjadi bagian dari sistem, bukan hanya penonton,” tegasnya.

Selain fokus di lobster, Balad Grup juga menata kembali sektor akuakultur di gugusan Teluk Kangean. Khalilur meyakini bahwa keberlanjutan usaha harus bertumpu pada riset budidaya dan produksi jangka panjang, bukan hanya eksploitasi tangkapan liar.

Di sisi lain, ia mulai menghidupkan kembali agenda usaha yang sempat tertunda akibat konflik dengan mafia lobster. Dari sektor tambang, ia menyiapkan diversifikasi untuk mendukung lini bisnis lain.

“Tambang adalah fondasi modal. Dari sini kami membumikan rencana usaha di berbagai sektor,” jelasnya.

Rencana tersebut meliputi pembangunan Pabrik Rokok Bintang Sembilan (RBS), pabrik beras, penguasaan perkebunan tembakau, pabrik air mineral, serta penguatan perdagangan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan budidaya. Semua itu, menurutnya, akan saling melengkapi dan menciptakan ekosistem usaha yang kuat.

“Strategi saya sederhana: jangan hanya menguasai satu sektor, tapi bangun rantai ekonomi dari hulu hingga hilir. Dengan begitu, nelayan, petani, dan pekerja tambang semua mendapat manfaat,” terang Khalilur.

Rencana besar ini ia beri nama “Akur Amat Kau Pedras”, sebuah akronim yang mewakili sembilan sektor utama: akuakultur, rokok, air mineral, tambang, kebun, tembakau, pertanian, perdagangan, dan beras.

Menurutnya, konsep ini adalah strategi jangka panjang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kekuatan ekonomi maritim sekaligus agraris.

“Momentum kebijakan Presiden memberi kami ruang. Sekarang giliran kami bekerja dengan strategi yang terukur. Indonesia punya semua potensi, tinggal bagaimana dikelola secara jujur dan konsisten,” pungkas Khalilur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Telegram
WhatsApp
FbMessenger